Leipzig dengan peninggalan Sejarahnya

Leipzig merupakan salah satu kota besar di Jerman. Kota berpenduduk lebih kurang 600an ribu jiwa ini berada di negara bagian Sachsen. Menurut sejarahnya, Leipzig adalah kota penting dalam bidang perdagangan atau ekonomi, musik, pendidikan, politik dan juga militer. Dalam hal musik, sosok seperti Johann Sebastian Bach dan Felix Mendelssohn Bartholdy merupakan salah dua composer terkenal Jerman yang tinggal dan bermusik di Leipzig. Sejak era Romawi, Leipzig telah tumbuh menjadi kota yang penting dan cukup makmur. Saat era Perang Dingin, dimana Leipzig menjadi bagian dari Jerman Timur, ia merupakan kota terbesar dan terpenting kedua setelah Berlin Timur.

Akan tetapi tahukah kalian jika di tempat itu juga berdiri monumen megah sekaligus yang tertinggi sebenua Eropa? Monumen tersebut dibangun untuk memperingati atau mengenang peperangan terbesar dalam sejarah Eropa sebelum terjadinya Perang Dunia pertama, karena melibatkan hampir setengah juta pasukan dari kedua belah pihak. Lalu monumen apakah itu dan seperti apa kisah dibaliknya?

sumber: NakNakNak/Pixabay

Namanya adalah Monument to the Battle of the Nations atau dalam Bahasa Jermannya Völkerschlachtdenkmal. Sesuai dengan namanya, Leipzig pernah menjadi medan pertempuran negara-negara besar Eropa, atau lebih tepatnya antara Prancis di bawah komando Napoleon Bonaparte melawan koalisi Rusia, Swedia, Austria dan Prusia.

Seperti yang dijelaskan di atas, kurang lebih sebanyak 566.000 serdadu terlibat dalam pertempuran yang berlangsung antara 16 sampai 19 Oktober 1913 tersebut. Walau bertarung dengan ngotot, pasukan La Grande Armee Prancis yang mayoritas berisi rekrutan muda kurang pengalaman dan masih belum pulih sepenuhnya dari ekspedisi ke Rusia yang mahal serta mengorbankan banyak prajuritnya yang lebih senior, mulai terdesak karena kalah jumlah dan terkepung. Setelah menyadari bahwa peluang Prancis untuk menang makin tipis, Napoleon dan pasukannya akhirnya memilih mundur teratur untuk menyelamatkan diri. Pertempuran pun dimenangi pihak koalisi dengan total korban tewas dan luka-luka diperkirakan mencapai 110.000 jiwa.

Hampir setiap tahun pihak koalisi selalu merayakan kemenangan di Leipzig ini. Keinginan untuk membangun sebuah monumen disana sebenarnya telah disuarakan, namun baru mulai terealisasi pada 1898 atau 85 tahun setelah perang itu usai. Proyek ambisius nan megah ini diperkirakan menelan biaya hingga 6 juta mark Jerman atau sekitar 511 miliar rupiah. Dan pada tahun 1913, tepat satu abad setelah perang, monumen ini diresmikan dan dihadiri langsung oleh Kaisar Jerman saat itu, Wilhelm II. Dengan tinggi mencapai 91 meter, Völkerschlachtdenkmal adalah monumen tertinggi di Eropa hingga saat ini.

Dibangun dengan beton dan granit, bangunan ini terlihat megah dengan patung-patung ksatria di dalam dan di atas bangunan, disertai dengan kolam luas sepanjang 162 meter dan lebar 79 meter di depannya. Saking besarnya, patung Michael (dewa perang bangsa Jerman) di atas pintu masuk monumen saja sudah setinggi 12 meter. Di dalamnya terdapat museum yang berisi seragam, persenjataan dan perlengkapan lainnya yang digunakan saat perang Leipzig terjadi. Kita pun bisa naik ke puncak monumen untuk bisa melihat pemandangan fantastis kota Leipzig, namun kita harus menyiapkan tenaga yang cukup karena mesti melewati 500an anak tangga yang cukup sempit. Namun, setelah melihat pemandangan kota dari atas, rasa lelah itu serasa terbayar lunas.

Namun ironisnya, setahun setelah monumen diresmikan pada 1913, pecahlah perang yang jauh lebih besar, lebih destruktif, serta melibatkan lebih banyak negara ketimbang perang di Leipzig 1813 yang menelan korban tewas mencapai kurang lebih 9 juta orang: Perang Dunia pertama.

 

Sumber: https://news.indomarkt.com/monumen-tertinggi-di-benua-eropa-itu-ada-di-leipzig

Post a comment

Your email address will not be published.

Related Posts